Minggu, 20 Desember 2009

Apa itu tattoo

Hallo sobat muda, tattoo adalah ebuah kisah seni yang menarik dan sudah ada sejak Zaman dulu. Tattoo kini menjadi milik semua generasi. Oleh karenanya secara kontinyu Koran Tadjuk menyajikan Clinic Tattoo untuk pembaca. Pertanyaan, konsultasi atau sekedar ingin menyampaikan unek-unek tentang tattoo dapat dikirimkan melalui redaksi Tadjuk E-mail : dasdiy@yahoo.com atau melalui Fb : oben klenci
Seni Tattoo Teh Apaan Sih ?
Saya mah, setuju-setuju aja tentang seni tattoo. Sayangnya saya tidak banyak mengenal lebih dekat tentang tattoo. Kang Kent-kent bisa bantu jelaskan ? Maaf Kang, dikota saya Sukabumi mulai banyak ABG atau orang dewasa memakai tattoo, tapi saya bingung dalam pemahaman tentang tattoo itu sendiri. Jelaskan ya Kang ? Da kasep.
Dessy – Jalan Ahmad Yani,
Kota Sukabumi, Jawa Barat.
Begini Neng Desy. Seni tattoo itu kaya akan seni. Dan dalam berbagai aliran. Setidaknya ada 6 (enam) bagian. Lebih jelasnya kita sebut satu ya.
Atau seni tattoo yang masuk kelompok.
1. Natural, berbagai macam gambar tattoo berupa pemandangan alam atau bentuk muka.
2. Treeball, merupakan serangkaian gambar yang di buat menggunakan blok warna. Tattoo ini banyak dipakai oleh suku Mauri.
3. Oldschool, tattoo yang dibuat berupa gambar-gambar zaman dulu, seperti perahu, jangkar atau simbol love yang tertusuk pisau.
4. Newschool, gambarnya cenderung mengarah ke bentuk graffiti dan anime.
5. Biomekanic, berupa gambar aneh yang merupakan imajinasi dari teknologi, seperti gambar robot, mesin dll.
Nuansa tattoo yang kian beraneka ragam ini, semakin manambah maraknya dunia tattoo dan penggemarnya yang secara tidak langsung akan membuat image masyarakat tentang tattoo menjadi lebih baik, tidak dipandang sesuatu yang tabu lagi. Begitu Neng kira-kira.
Puas ! Puas ! Puas!
Salam hangat dari
Kent-kent N Crew
Dulu Tabu Sekarang Trendi
Suku Maori Membuat Tattoo Ukiran Spiral di Wajah Dan Pantat.
Tattoo, Body Painting Atau rajah adalah gambar simbol pada kulit tubuh yang di ukir dengan menggunakan alat sejenis jarum. Biasanya gambar dan simbol itu dihias dengan pigmen warna-warni. Zaman dulu, orang masih menggunakan teknik manual dan dari bahan-bahan tradisional untuk mentattoo seseorang. Orang-orang Eskimo misalnya, memakai jarum dari tulang binatang untuk proses pembuatan rajahnya. Di kuil-kuil Shaolin malah memakai gentong tembaga yang panas untuk mencetak gambar naga pada kulit tubuh. Murid-murid Shaolin dianggap memenuhi syarat untuk mendapatkan simbol itu kemudian menempelkan kedua lengan mereka pada semacam cetakan gambar naga yang ada di kedua sisi gentong tembaga panas itu.
Konon, menurut sejarahnya, tattoo pada awalnya ditemukan di Egypt pada waktu pembangunan The Great Pyramids, dan saat orang-orang Egypt memperluas kerajaan mereka, seni dari tattoo pun ikut menyebar. Perkembangan pun ikut menyebar. Perkembangan dari Crete, Yunani, Persia, dan Arabia semakin memperluas seni tersebut. Sekira 2000 SM, seni tattoo menyebar di Cina.
Kata tattoo berasal dari Tahitian “tatu” yang berarti “untuk menandakan sesuatu”. Maksud dari menato ada bermacam-macam, dari mulai alasan kebudayaan sampai sesuatu yang di anggap modis dan trendy. Tato memiliki sesuatu yang sangat penting dalam suatu ritual atau tradisi. Di Borneo misalnya, para wanita menato dirinya sebagai simbol yang menunjukkan keahlian khusus mereka. Suku Maori di New Zealand membuat tattoo berbentuk ukiran-ukiran spiral pada wajah dan pantat. Menurut mereka, ini adalah tanda bagi keturunan yang baik. Di kepulauan Salomon, tattoo di torehkan di wajah perempuan sebagai ritus untuk menandai tahapan baru dalam kehidupan mereka. Hampir sama seperti di atas, Orang-orang Suku Nuer di Sudan memaki tattoo untuk menandai situs inisiasi pada anak laki-laki. Orang-orang Indian melukis tubuh dan mengukir kulit mereka untuk menambah kecantikan atau menunjukan status sosial tertentu.
Sementara itu, di Indonesia pernah ada masa-masa ketika tattoo dianggap sebagai sesuatu yang di anggap momok. Setiap orang yang memakai tattoo dianggap identik dengan penjahat, rampok, gali, dan orang nakal. Anggapan negatif seperti ini secara tidak langsung mendapa “pengesahan” di berbagai kota di Indonesia.
Brita L. Miklouho-Maklai dalam tulisannya “Menguak Luka Masyarakat”, menyebutkan bahwa para penjahat kambuhan itu kebanyakan di identifikasikan melalui tatto, untuk kemudian di tembak secara rahasia, lalu mayatnya di taruh dalam karung dan di buang di sembarang tempat seperti sampah. Padahal, tidak semua orang bertatto itu penjahat. Tetapi, mengapa sampai terjadi adanya generalisasi seperti itu? sayangnya belum ada penelitian mendalam yang bisa menguak pergeseran makna tattoo dari ukiran dekoratif sebagai penghias tubuh untuk menjadi tanda cap sebagai penjahat.
Sebelum tattoo dianggap sebagai sesuatu yang trendy dan fashionable seperti sekarang ini, tattoo memang dekat dengan budaya pemberontakan. Anggapan negatif masyarakat tentang tattoo dan larangan memakai rajah atau tattoo bagi penganut agama tertentu semakin menyempurnakan image tattoo sebagai sesuatu yang di larang dan haram. Oleh karena itu, memakai tattoo sama dengan memberontak terhadap tatanan nilai sosial dan agama yang ada.
Walalu dulu tattoo dianggap hal yang tabu dan jelek, sekarang ini tattoo dianggap sebagai sesuatu yang modis dan trendy. Tatto tai lalat, tato memerahkan bibir, tato alis sampai tattoo gambar “yang memindahkan canvas lukis” keseluruh badan. Bahkan, para peminatnya kini bukan hanya pada kalangan biasa atau pada kalangan biasa atau pada orang-orang iseng yang gagah-gagahan. Para artis pun kini banyak yang menggunakan tattoo sebagai aksesoris. Sebut saja beberapa artis seperti Andi /rif, presenter beken Jodi dan penyanyi cantik Nafa Urbach. Ini menunjukkan bahwa tattoo dewasa ini sudah menjadi trend yang dianggap wajar di masyarakat. Selalin dijadikan sebagai wahana berekspresi untuk seniman tattoo nya.
Banyak para seniman tattoo yang eksis dengan hasil karyanya. “Saya beserta rekan, ingin mlebih memasyarakatkan tattoo sebagari sebuar karya seni” ujar seniman tattoo Kota Bandung, Yusepthia Soewardi.
Untuk pencapaian hasil gambar yang sempurna, pria yang akrab di sapa Kent-Kent ini tidak tanggung-tanggung menggunakan bahan tinta Intenze produk Austria untuk tattonya. Berbeda dengan tinta biasa, tinta Intenze konon mengandung antibiotik yang bisa mencegah kanker kulit, selain pilihan warna yang bervariasi mencapai 53 warna berbeda. Hal ini di dukung pula dengan keunggulan mesin tatto yang sengaja ia pesan dari Amerika. Sudah dapat dipastikan, hasil gambarnya menjadi lebih bagus dan sempurna.
Meski pada awalnya Kent-Kent penah menggeluti ‘tattoo penjara” yang penggarapannya dilakukan secara asal, belakangan Kent-Kent mengubah image negatif tentang tattoo dengan memberlakukan aturan-aturan tertentu untuk proses pembuatan tattonya. Misalnya, dengan pemilihan motif tattoo yang disesuaikan dengan warna kulit klien, sampai pada tahap penjagaan kesehatan dari mulai pemakaian sarung tangan plastik, hingga gasterilisasi pada media tattoo dengan menggunakan alkohol.

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites